MATA ADALAH UTUSAN HATI
[Transkrip Faidah Ustadz Muhammad As-Sewed hafizhahullah]
Yang namanya manusia, suka untuk melihat gambar-gambar yang bagus,
melihat wanita-wanita yang cantik. Tetapi ketika dia tahan karena itu
haram, dia akan diberi oleh Allah yang lebih baik.
Allah subhanahu wata’ala telah mengindahkan kepada manusia, kesukaan secara syahwat kepada perempuan. Laki-laki senang pada perempuan
itu wajar. Berarti masalahnya adalah halal atau haram? Kalau yang
namanya seorang laki-laki senang melihat perempuan itu sudah memang
Allah ciptakan demikian. Kalau dikatakan sudah dijadikan seperti itu
syahwat, maka dikendalikan kepada yang halal dan JANGAN DILEPAS KEPADA
YANG HARAM.
Sesungguhnya nafsu akan selalu mengajak kepada
yang jelek. Yaitu nafsul ammarah bis suu', nafsu yang mengajak kepada
kejelekan-kejelekan. Akan selalu punya hasrat, punya keinginan untuk
melihat gambar-gambar yang bagus, gambar-gambar yang indah.
Dan
yang namanya mata adalah utusan hati. Mata itu diutus oleh hati. Hati
itu yang memerintahkan, ‘lihat saja’. Maka mata mentaati perintah dari
rajanya untuk melihat.
Maka utusannyanya adalah mata, ia
melihat ke sana ke mari kemudian lapor kepada rajanya aku melihat
demikian, demikian, demikian. Digambarkan betapa indahnya betapa
bagusnya. Ketika dikhabarkankan keindahannya digambarkan kecantikannya,
digambarkan apa yang telah dilihat oleh mata tadi maka hati tadi
bergerak, goncang. Karena rindu kepadanya.
Bayangkan.....
Akibat dari mata, siapa yang salah? Ya hatinya, karena dalam keadaan ia
sakit sehingga dia mengutus matanya, mengumbar pandangannya ke sana ke
mari. Maka ketika dilaporkan betapa cantiknya betapa putihnya betapa
manisnya, mulai dia mengalami akibatnya. Akibat dari kesalahan pertama
dia terjatuh pada kesalahan kedua. Yaitu rindu kepada yang haram, RINDU
KEPADA YANG HARAM.
Mengutus utusannya sendiri kemudian dia
merasakan akibatnya sendiri. Dan sungguh ,sering kali terjadi yang
membikin capek, membikin lelah, membikin payah, justru utusannya
sendiri. Kalau tadinya tidak diutus, dia tidak tahu. Kalau tidak tahu,
tidak ada perasaan rindu, tidak ada perasaan kepingin, tidak ada
perasaan-perasaan yang haram. Tetapi salah sendiri kenapa diutus
utusannya yaitu MATANYA UNTUK MEMANDANG KE SANA KE MARI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar