Minggu, 08 Januari 2012

Sekelumit Kisah Pencekalan Syaikh Albani Rahimahullah

Dalam sebuah kaset ceramah milik Syaikh Abu Ishaq Al Huwainy yang berjudul “Ainal Ulama Ar Rabbaniyun?”, beliau menceritakan tentang ujian yang pernah menimpa guru beliau Syaikh Albani rahimahullah.Inilah cerita beliau :
Para ulama Rabbani dalam mengubah masyarakat itu sungguh berat, karena mereka memiliki dua tanggung jawab besar, yakni :
* (1) Membersihkan khurafat yang tertanam di jiwa-jiwa manusia dan
* (2) Menancapkan Islam yag shahih pada jiwa mereka.
Dan tatkala para Alim Rabbani memikul tanggung jawab yang berat sekali itu, merekapun juga diuji oleh berbagai tuduhan yang disebabkan dari pemelintiran ucapan mereka serta penyebaran berbagai berita dusta. Hampir-hampir tidak selamat seorangpun dari Alim Rabbani dari hal seperti ini sebagaimana dicatat dalam sejarah.
Cukup sebagai contoh adalah Syaikh Nashiruddin Al Albani, seorang ahli hadist abad ini rahimahullah ta’ala.
Syaikh Albani adalah orang yang sangat banyak sekali dinisbatkan kedustaan padanya, padahal tidak pernah beliau katakan. Karena sebab kedustaan-kedustaan itulah beliau pernah dicekal di sejumlah negara. Maka tidaklah engkau lihat beliau memiliki suatu negeri ataupun tempat tinggal. Hidup beliau diakhir masa hidupnya sengsara sekali. Seorang alim semisal beliau terpaksa mengungsi. Karena beliau berpendapat haramnya safar ke negeri kafir, maka beliau tidak pergi ke Amerika atau Perancis atau yang lainnya. Dan kalau tidak berpendapat demikian, mungkin beliau akan mendapatkan kebebasan besar dinegara-negara tersebut.
Selama 6 bulan terkatung-katung nasibnya di perbatasan UEA! Beliau dilarang masuk kesana! Juga dilarang memasuki Kuwait! Dan juga memasuki Saudi! Dilarang memasuki Suriyah….. Lantas bagaimana beliau akan tinggal?
Dan tidaklah beliau bisa tinggal di Yordania saat itu kecuali dengan tazkiyah (rekomendasi) khusus dari salah seorang murid beliau, yakni Syaikh Muhammad bin Ibrahim Syaqrah, wakil kementrian waqaf sekaligus Imam Masjid Dar Ash Shofwah.
Syaikh Ibrahim Syaqrah ini kemudian menemui Raja Husain secara pribadi memintanya membolehkan Syaikh Nashiruddin Al Albani tinggal di negeri Yordan. Itupun dengan kesepakatan agar beliau tidak ditemui seorangpun saat itu. Dan juga mereka kemudian memaksa menulis di pintu rumah (vila) Syaikh Albani dengan tulisan “Dilarang didatangi lebih dari dua orang!”. Jika ingin berjumpa harus melalui perjanjian melalui telepon.
Dan dihari-hari pertama mereka sangat mempersempit sekali kepada Syaikh Albani, akan tetapi dihari-hari belakangan mereka melupakannya hingga tidak ketat lagi dengan aturan-aturan ini.
Tatkala aku menemui Syaikh Albani di kota Amman, beliau mengundang sejumlah relasi untuk makan dan kebetulan aku disana.Kami saat itu berjumlah 25 orang, dan kukatakan pada Syaikh: ”Wahai Syaikh, bukankah ada semacam banner peringatan bahwa dilarang masuk lebih dari dua orang?”. Syaikh Albani berkata dengan cepat: Mereka masuk dua orang dua orang saja!
Beliau yang Alim ini tidak mendapatkan baginya tempat yang nyaman. Sebelumnya mereka pun melarang durus beliau di Masjib Umar di Zurqa, hingga beliau tidak memiliki tempat untuk memberi pelajaran kepada thalabul ilmi kecuali dirumah salah seorang mereka setelah sholat isya.
Saat diselenggarakan Mu’tamar Assunnah dan Sirah Nabawiyah di Mesir, mereka tidak mengundang Syaikh Nashiruddin Albani, padahal beliau lah orang paling besar saat itu jasa nya kepada kaum muslimin di abad ini bagi sunnah dan sirah nabawiyah. Dan mereka tidak mengundang Syaikh Albani misalnya dengan mengaakan: ”Kemarilah akan kami muliakan engkau”, tidak ada salah satu anggota pertemuan itu yang berbicara demikian.
Adalah semisal mereka para ulama Rabbani ini, lihatlah muamalah kepada mereka! Bagaimana mungkin kaum muslimin bisa mendapatkan manfaat dengan ilmu mereka sedang mereka diusir diberbagai negeri.!?. Bahkan yang lebih aneh lagi, sejumlah kitab-kitab ulama diberbagai perpustakaan di larang, buku Tahdzir As Sajid, buku Hurmatut Tashwir, karya Syaikh Albani dan Syaikh Bin Baz dan sejumlah ulama, Tahqiq Syarh Ath Thahawiyah, mengapa wahai saudara-saudara kami? Mereka mengatakan bahwa ini kitab terlarang, Al Azhar telah memutuskan bahwa kitab-kitab tersebut terlarang! Bagaimana bisa terlarang? Apakah karena karya dan peneliian dari Albani? Beginikah bermuamalah dengan ulama-ulama Rabbani ?
Sumber Kaset :Aina Al Ulama Ar Rabbaniyun menit ke 01:06:00 sampai 01:11:10 (Transkrip didapat dari http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=9266 )
http://www.direktori-islam.com/2009/08/sekelumit-kisah-pencekalan-syaikh-albani/

Mutiara Salafus Shalih:
Dari Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu ia berkata :
“Ketahuilah hendaknya jangan satupun dari kalian bertaqlid kepada siapapun dalam perkara agamamu sehingga (bila) ia beriman ikut beriman bila ia kafir ikut pula menjadi kafir. Maka jika kamu tetap ingin berteladan maka ambillah contoh dari yang telah mati sebab yang masih hidup tidak aman dari fitnah.” (Al Lalikai 1/93 nomor 130 dan Al Haitsamy dalam Al Majma’ 1/180)
Dari Yunus bin Zaid dari Az Zuhri ia berkata :
“Ulama kami yang terdahulu (salaf) selalu mengingatkan bahwa berpegang teguh dengan As Sunnah itu adalah keselamatan dan ilmu akan tercabut dengan segera maka tegaknya ilmu adalah kekokohan agama dan dunia sedang dengan hilangnya ilmu hilang pula semuanya.” (Ad Darimy 1/58 nomor 16)

Tidak ada komentar: